Entri Populer

Powered By Blogger

Jumat, 29 Mei 2009

Cemorosewu-sarangan Pass

Tanggal 15-18 September 2008 kemarin kami berlima dari Tim IT kantor kami mengunjungi kantor client di Madiun untuk membantu penerapan ERP untuk IT/Business Alignment mengingat kegiatan bisnis client yang semakin meningkat pesat akhir-akhir ini yang harus dibarengi dengan penataan IT mereka.

Hari Senin pagi tanggal 15 September saya dan kawan-kawan group “Koko Bento” (artinya “yang tinggal di BSD alias Bekasi Sono Dikit”) janji untuk rendezvous di ujung masuk jalan tol di daerah Bulog. Rendezvous pukul 05.30, jadi saya datang di tempat “ground zero” pada pukul 05.35 diantar Satpam Kompleks yang menawarkan diri jadi tukang ojek amatir. Pukul 05.40 datang kawan lainnya, Satrio yang diantar adiknya. Pukul 05.45 taksi Express (the second best taxi in Jakarta) yang dicharter Pak Amin datang di “ground zero”. Tinggal menunggu Pak Herry yang datang belakangan pada pukul 05.48…
Pagi itu walaupun hari Senin, tapi karena di bulan Puasa mungkin orang akan “hitting the road” agak siangan. Jadi jalan dari Jatiwarna ke airport Soekarno-Hatta bisa dibilang lancar-lancar saja. Pak Sopir tua yang asli Kabanjahe-pun menyetir dengan santai di tengah2 lalu lintas yang sepi. Kami datang di airport sekitar 1 1/4 jam kemudian yaitu pada pukul 06.00.
Hari masih terlihat pagi dan Pak Yudi yang mengepalai rombongan ini belum datang, karena ia yang satu-satunya tinggal di BSD (Bumi Serpong Damai) beneran ! Kamipun masih sempat brainstorming di halaman terminal 1C yang tumben pagi itu masih sepi. Membahas apa beda ERP full size bila dibandingkan dengan menggabungkan aplikasi-aplikasi IT yang sudah ada dengan menaruh sebuah middleware “di atas” nya yang biasa disebut dengan “best of breed”.
Pada pukul 06.15 kamipun masuk bandara. Security check seperti biasa, kamipun sudah di depan counter Mandala, official airline kita pada pagi itu. Dua pasang mbak yang tingginya 170 cm menyambut para calon penumpang yang perlu informasi. Setelah check in dengan “online ticket” dan menaruh tas-tas kami yang berat di bagasi, kamipun membayar airport tax Rp 30.000 seorang dan menaiki escalator menuju gate C3..
It’s Mandala, not Air Asia. Jadi ruang tunggu penumpang C3-pun juga terlihat sepi. Banyak tempat duduk kosong, dan the best of all story.. semua penumpang dengan tempat duduk no. 1 sampai 15 diminta duduk di wing sebelah kanan, sedangkan nomor 16 sampai 30 diminta duduk di sebelah kiri. Nice arrangement !
Lima belas menit sebelum pukul 07.00 kamipun diminta boarding. Hal yang saya senangi ketika boarding, yaitu adanya “belalai gajah” alias “garbarata” memang benar-benar ada di Mandala ini (not for Air Asia !). Akhirnya kamipun masuk perut pesawat disambut pramugari yang berbaju batik mirip “The Singapore Girl”-nya Pierre Balmain, tapi dengan warna hijau kebiruan. Perut pesawat Airbus A320 ini begitu lebar dan begitu bersih dengan warna krem agak putih. Stiker petunjuk di tempat duduk juga ditulis dalam bahasa Indonesia, Inggris dan Perancis. Wah..jangan-jangan pesawat ini masih “fresh from the oven” karena baru keluar dari hanggar pembuatannya di Toulouse, Perancis..
Cerita tentang Mandala akan saya tulis tersendiri. Everything is so perfect, dengan pramugari berwajah Winona Ryder menyapa ramah waktu menerangkan cara penggunaan pelampung keselamatan.. Everything is so perfect, hanya saja saya merasa pesawat bergerak ke arah barat dari tadi seolah mau terbang ke Medan atau Singapura padahal kan kita terbang ke Yogyakarta di sebelah timur ?
Tepat pukul 07.50 pesawatpun soft landing di Bandara Adisucipto Yogyakarta. Kamipun keluar dari perut pesawat, menuruni tangga pesawat dan berlima menari-nari kecil sambil menirukan salah satu iklan…”Yogya…Yogya…Yogya !!!”. Penumpang lainnya acuh tak acuh melihat serombongan bapak-bapak bergaya seperti anak muda. Mungkin mereka sudah melihat ribuan kali peristiwa seperti ini, yaitu menirukan iklan yang terkenal itu..
Pak Yudi-pun membuat kontak dengan pak pengemudi dari perusahaan client yang bakal menjemput kita di Yogya. “Pak sampai mana pak ?”. “Saya sudah lewat dari Solo pak, 40 menit lagi sampai Yogya”, kata bapak pengemudi di seberang telpon. Yah, padahal airport Adisucipto cukup bagus transport intermoda connection-nya. Ada kereta api yang stasiunnya bisa dicapai dengan hanya menyeberang barang 15 meter (jika ke arah Solo) atau menyeberang lewat underpass (jika ke arah Yogya). Ada bus Yogya Express ber-AC yang miniatur dari busway di Jakarta. Pokoknya asyik lah…(Sebenarnya kalau Pak Wito belum sampai Solo kami mau naik KA Pramex saja ke Solo)…
Pak Wito-pun akhirnya datang, dan kami berlima menata diri dan bagasi kami di Innova 2.0 G ini. “Mau lewat mana pak ?”, tanya Pak Wito ramah. “Anu pak…lewat Tawangmangu saja !”..Sambil lewat kota Solo kamipun mampir di Serabi Notosuman untuk beli serabi. Satu pak serabi “rasa original” dihargai Rp 17.000 dan satu pak yang berasa “coklat” dihargai Rp 18.000. Satrio yang orang asli Solo-pun berpromosi, “Siapa yang ingin jadi pejabat, sudah semestinya makan serabi Notosuman dulu sebagai syarat”. Wah, ini kayak bunyi iklan di TVRI jaman dulu….hehehe…
Akhirnya kami lewat Tawangmangu yang siang itu belum diselimuti kabut sehingga kami bisa melihat pemandangan indah sepanjang jalan. Saya dengar bahwa rute Tawangmangu-Sarangan yang dulu jalannnya sangat curam ini sudah dibuatkan jalan tembus dengan maksud supaya tidak terlalu curam…
Akhirnya di tengah perjalanan ke Madiunpun kami berhenti di jalan tembus baru menggantikan jalan menanjak 43 derajat yang ada sebelumnya. Waktu untuk berfoto-foto di atas Telaga Sarangan yang siang itu agak kurang mistisnya karena tidak ada kabut dan terlihat sangat sepi…
“Yaaaa….ucapkan cheeeeeseburgeeeeer”, kata Satrio yang memotret saya…
Sayapun menyilangkan tangan, di belakangnya pemandangan Telaga Sarangan, dengan rambut warna perak yang mencerminkan berapa banyak rumus yang saya simpan di memori otak saya (konon, saya pernah bilang 1 uban di rambut saya sama dengan 1 rumus yang saya simpan di otak saya)…
Hahahaha….
(Ini foto thumbnail, atau versi kecil dari foto. Untuk melihat foto ukuran full size, tinggal di-klik dua kali….)

Categories: Uncategorized

Tidak ada komentar:

Posting Komentar