Entri Populer

Powered By Blogger

Rabu, 29 Juni 2011

Sengon laut aset desa impian menuju indonesia jaya



Berapakah usia anak anda, apa yang akan anda berikan ketika ia menikah 5 tahun lagi ?Apa yang sedang anda persiapkan untuk saat pernikahannya? Tahukah anda, berapa harga kayu sengon laut 5 tahun lagi ?

Jika anda hanya punya 1000 m2 lahan di desa, segera tanami sengon laut.
Pada saat ini, harga 1 m3 sengon laut Rp.600.000 , 5 tahun kemudian ,harganya Rp.1.000.000/m3.
1000 m2 bisa ditanami 250 pohon, dan jika setiap pohon menghasilkan 0.2 m3 , 5 tahun kemudian akan dipanen minimal 40 m3 senilai 40.000.000 rupiah.
Biaya bibit Rp.500/pohon, biaya tanam Rp. 500/pohon dan pupuk Rp.250.000.
Jika lahan anda 1000m2 dan anda punya uang Rp.500.000 ,ini adalah investasi terbaik untuk anak anda.
Jika anda butuh bibit gratis, koordinasikan penanaman ke seluruh penduduk desa, dan beberapa perusahaan produksi plywood ,siap menyumbangkan bibitnya, gratis .

Sengon kami ,yang ditanam 3 tahun yang lalu ,akhirnya kami jual , untuk biaya mengembangkan kebun ini. Harga borongan, Rp.50.000/tanaman , ada 800 tanaman . Ada yang diameter 25 cm dan ada yang diameter 15 cm .

panen-sengon-023

Harga itu akan meningkat menjadi Rp.200.000/pohon, jika kami sabar menunggu sampai 5 tahun. Dengan uang itu, kami akan menambah jumlah kambing Peranakan ETTAWA menjadi 40 ekor indukan/betina ,agar mencapai skala produksi susu .

Pengembangan desa mandiri, Modern dan berbasis teknologi

Pendahuluan.
Indonesia merupakan Negara Agraris yang menempatkan hasil bumi sebagai komoditi andalan. Dewasa ini, sebagian besar lahan pertanaman di berbagai wilayah di Indonesia banyak mengalami kerusakan yang diindikasikan dengan penurunan KUALITAS dan KUANTITAS Hasil Bumi dan Pertanaman sehingga terjadi peningkatan pengunaan bahan - bahan kimia untuk mengatasinya.

Pengunaan bahan-bahan kimia memang memberikan peningkatan hasil bumi dalam waktu singkat. Masalah yang kemudian timbul adalah Kerusakan Lahan Pertanaman dalam Jangka Panjang. Kondisi tersebut jelas memerlukan penanganan yang segera dan tepat sehingga kita memiliki ketahanan pangan yang mantap seiringi dengan peningkatan Kualitas dan Kuantitas Hasil Panen dalam jangka panjang.
Manajemen pengolahan lahan harus dirubah yaitu dengan mengunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan alami untuk menghentikan kerusakan tanah akibat pengunaan bahan - bahan kimia.

Pada wilayah-wilayah Indonesia dimana hasil bumi merupakan roda utama pengerak perekonomian, mengembangkan padi organik dalam membangun desa mandiri, modern dan berbasis teknologi, berarti juga Meningkatkan Produktifitas Lahan, Menekan Tingkat Kerusakan Lahan, dan Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Hasil Panen, tentunya dengan pengunaan teknologi tepat sasaran yang murah dan efektif. Sesuai dengan VISI PUPUK ORGANIK TASUKE yaitu “ MENGEMBALIKAN KESUBURAN TANAH ”, maka Pupuk Organik TASUKE akan mampu untuk turut serta dalam peningkatan hasil-hasil pertanaman, yang seiring dengan program GO ORGANIK 2010 yang dicanangkan oleh pemerintah.

Dengan demikian Program-program PERBAIKAN LAHAN, PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN, dan PENINGKATAN HASIL PANEN perlu untuk diikutkan dalam penyusunan program-program pembangunan daerah di Indonesia, sehingga kegiatan - kegiatan tersebut dapat diaplikasikan dalam skala luas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

LATAR BELAKANG.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan pangan, maka usaha-usaha untuk dapat memacu pertumbuhan tanaman untuk juga ikut ditingkatkan. Baik itu melalui rekayasa genetik maupun dengan memacu kemampuan lahan dengan intensifikasi lahan. Terutama pd desa-desa dan daerah-daerah di Indonesia yg mengandalkan komoditi hasil bumi dan pertanaman, Intensifikasi Lahan merupakan hal yang harus dilakukan untuk dapat meningkatkan pendapatan daerah di Indonesia, sehingga tujuan desa mandiri dapat tercapai.

Di Indonesia, pada awal sistim Bimas diperkenalkan, dimana dosis pemupukan tanaman padi hanya sekitar 50 - 70 Kg per hektar, dalam rentang waktu 25 tahun terjadi peningkatan dosis pupuk 17 - 24 kali lipat. Kebutuhan pemupukan (Urea, TSP, NPK dan KCL) untuk tanaman padi saat ini telah mencapai dosis total lebih dari 1.200 Kg per hektar.

Intensitas pemakaian bahan - bahan kimia dalam intensifikasi lahan ( baik sebagai pupuk, pestisida, dan atau lainnya ), telah terbukti meningkat dari waktu ke waktu. Pengunaan bahan - bahan kimia tersebut memang memberikan peningkatan hasil panen yg SIGNIFIKAN dibanding sebelumnya, sehingga dalam waktu singkat pengunaan bahan-bahan kimia menjadi sangat populer terutama di daerah - daerah pertanian dan perkebunan.

Salah satu dampak negatif intensifikasi lahan pertanian dan perkebunan dengan pengunaan bahan-bahan kimia terhadap ekosistem tanah adalah Pengerasan struktur tanah, tanah kehilangan MATERI ORGANIK, dan kontaminasi logam berat dari senyawa-senyawa sida ( Stoate et al., 2001 ).

Dengan demikian, penggunaan bahan-bahan kimia hanya memberikan satu masalah baru bagi sektor pertanian dan perkebunan dalam jangka panjang.
Harga-harga pupuk yg tersedia di pasaran apalagi dengan jumlah kebutuhan yg semakin meningkat akan semakin mempersulit perekonomian masyarakat desa. Dengan demikian maka sektor pertanian telah menghadapi tantangan baru.

Untuk membangun masyarakat desa yang mandiri, dimana sektor pertanian dan perkebunan menjadi motor penggerak roda perekonomian utama, perlu dikembangkan suatu teknologi yang mudah, murah, tepat, dan aman untuk jangka panjang.

Aplikasi teknologi yang mampu menciptakan dan menjaga keseimbangan alami secara ekologis dalam usaha pertanian yang mampu meningkatkan daya dukung lingkungan dan memenuhi kebutuhan pertumbuhan tanaman agar dapat berproduksi maksimal melalui pemberian input yang optimal ke dalam lingkungan tempat tumbuh tanaman.
Teknologi semacam ini adalah TEKNOLOGI ORGANIK yang bekerja secara terpadu dalam Memperbaiki dan Meningkatkan Kualitas Tanah, serta Meningkatkan Kualitas Pertumbuhan Tanaman secara bersamaan.

PUPUK ORGANIK BERPARTISIPASI PADA PENGEMBANGAN PADI ORGANIK DALAM MEMBANGUN DESA MANDIRI MODERN DAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK MENUJU INDONESIA SEJAHTERA.

TEKNOLOGI PUPUK ORGANIK , memberikan jawaban untuk semua masalah tersebut diatas dengan 3 (tiga) kelebihan secara bersamaan, yaitu :

1. MENGEMBALIKAN KESUBURAN TANAH.
Memperbaiki secara bertahap tanah yang telah rusak dan jenuh dengan pengunaan bahan-bahan kimia, sehingga meningkatkan produktifitas lahan dan mempertahan kannya untuk jangka waktu yang panjang.

2. MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN.
Mampu meningkatkan ketersediaan unsur-unsur hara yang lengkap dalam tanah dan merangsang pembentukan hormon dan antibiotik alami, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan alami tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.

3. MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS HASIL PANEN.
Peningkatan kualitas dan kuantitas hasil panen yang berarti juga terjadi peningkatan pendapatan daerah, dimana terutama produk-produk organik memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Sebagai jawaban terhadap tantangan tersebut diatas, dirancang sebuah teknologi selain rekayasa genetik ( non konstelasi genetik tanaman ), yaitu TEKNOLOGI BIO DINAMIK KONSEP yang dapat ditemukan dalam PUPUK ORGANIK TASUKE.

A. TEKNOLOGI BIO DINAMIK KONSEP dalam PUPUK ORGANIK.
Teknologi BIO DINAMIK KONSEP diterapkan dengan melakukan penambahan Mikro Organisme unggul dialam kedalam pupuk, yang dalam aktifitas hidupnya, Mikro Organisme ini dapat menimbulkan dampak positif terhadap perbaikan tanah/lahan dan peningkatan kualitas pertumbuhan tanaman yang hidup diatasnya.

Kemampuan teknologi ini telah teruji dan terbukti berhasil guna dalam mengatasi kerusakan tanah, dan dapat diaplikasikan untuk pertanian yang produktif dan meningkatkan produktifitas tanaman.
Teknologi BIO DINAMIK KONSEP mampu Membentuk dan Menciptakan Keseimbangan Ekologis Alamiah. Teknologi BIO DINAMIK KONSEP diterapkan melalui aplikasi PUPUK ORGANIK TASUKE, sebab Mikro Organisme yang terkandung didalam Pupuk Organik TASUKE akan berkembangbiak didalam tanah dan akan menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

Didalam tanah, unsur hara yang tertambat dalam bentuk Organik dapat diuraikan menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman berkat jasa Mikro Organisme yang terlibat dalam dekomposisi. Selain itu MIKRO ORGANISME juga mampu menyediakan berbagai bahan SENYAWA ORGANIK, seperti Asam Amino, Asam Organik, Alkohol rantai pendek, Antibiotika, Fito Hormon, Enzim, dan senyawa organik yang merupakan senyawa intermediate / sekunder ( Precursor ), senyawa yang menjadikan tanaman memiliki ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit.

B. MANFAAT PUPUK.
Manfaat Pupuk Organik terbagi atas dua, yaitu :

1. MANFAAT untuk TANAMAN :
• Meningkatkan dan melipat gandakan hasil panen minimal 20 % pada masa tanam pertama, yang selanjutnya akan meningkat pada masa berikutnya.
• Memacu produksi maksimal sesuai sifat unggul tanaman.
• Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, dengan menghasilkan Hormon dan Antibiotik Alami.
• Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas pemupukan, terutama Biaya.
• Memacu Pertumbuhan VEGETATIF dan GENERATIF TANAMAN, yaitu :
• Mempercepat dan Memperbanyak terbentuknya Bunga yang akan membentuk Buah yang produktif.
• Memperbanyak Tunas dan Cabang produktif.
• Mempercepat Pertumbuhan Tanaman.
• Memperbanyak Ruas, Tunas, serta Anakan Tanaman.

2. MANFAAT untuk LAHAN / TANAH :
• Meningkatkan dan Memelihara Kesuburan Tanah (Sifat kimia tanah)
• Memperbaiki Struktur Tanah dan mengurangi Erosi (Sifat fisik tanah)
• Mengaktifkan dan Meningkatkan Daur Biologis dalam sistem pertanian, sebab melibatkan Mikro Organisme anah yang dalam jangka panjang akan meningkatkan ketersediaan Unsur Hara, terutama unsur N, P, dan K (Sifat biologi tanah)
• Meningkatkan dan Memperkaya Unsur Hara Tanah baik Unsur Hara Mikro maupun Unsur Hara Makro.

Secara keseluruhan, dengan mengunakan Pupuk Organik akan menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil produksi. Dengan demikian, wilayah-wilayah di Indonesia yang mengandalkan hasil bumi sebagai komoditi utama, pencapaian masyarakat desa yang mandiri akan lebih cepat tercapai.
Pupuk Organik TASUKE tidak hanya mampu meningkatkan hasil produksi, tapi juga mampu mempertahankan peningkatan tersebut.

Aplikasi Pupuk Organik TASUKE juga mengembalikan kesuburan tanah dan mempertahankannya untuk jangka waktu yang lama. Sehingga peningkatan hasil produksi dan pendapatan juga dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang lama.

Demikian PENGEMBANGAN PADI ORGANIK DALAM MEMBANGUN DESA MANDIRI, MODERN DAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK MENUJU INDONESIA SEJAHTERA.

Minggu, 19 Juni 2011

Perencanaan Pengembangan Desa mandiri Energi dengan pembangkit listrik mikrohidro

KOMPONEN DASAR PERENCANAAN

PEMBANGKIT LISTRIK MIKROHIDRO(PLTMH )

Intisari
Aliran air yang mengalir dari dataran tinggi menuju yang lebih renda memiliki energi potensial yang bisa dimanfaatkan sebagai sebuah sumber energi baru. Dengan strategi perencanaan yang baik untuk pengembangan sumber energi seperti ini pada gilirannya akan dapat dapat mengatasi persoalan krisis energi di berbagai tempat. Namun dikarenakan kurang dalam strategi perencanaan beberapa proyek pengembangan sumber- sumber energi alternatif belum didapat manfaat yang optimal.Seringkalai proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mini-Mikrohidro (PLTMH) terdapat berbagai kendala seperti rendahnya faktor beban, suvei ketersediaan data yang kurang lengkap serta minimnya peran serta masyarakat sekitar, hal ini berakibat manfaat yang diharapakan dari adanya potensi sumber energi terbarukan belum optimal. Oleh karena itu perlu suatu adanya suatu perbaikan.

Pembangkit Listrik tenaga mikrohidro

Pembangkit listrik tenaga mini-mikrohidro pada dasarnya dibangun dalam rangka program Listrik Masuk Desa (LISDES) dengan pemanfaatan sumber tenaga air. Proyek pembangunan ini terutama diarahkan untuk daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau jaringan PLN. Pembangkitan dilakukan dengan memanfaatkan aliran air dari anak-anak sungai yang kecil atau dari saluran irigasi. Salah satu faktor yang menarik dari pembangkit listrik tenaga mini-mikrohidro adalah teknologinya yang relatif sederhana. Namun demikian, apabila studi kelayakan sebelum dilaksanakannya proyek pembangunan ini tidak memadai maka akibatnya operasi pembangkitannya menjadi kurang efisien bahkan tidak dapat beroperasi sama sekali.

Pembangkit listrik mikrohidro adalah suatu pembangkit yang dapat menghasilkan energi listrik sampai dengan 100 KW sedangkan untuk pembangkit listrik yang dapat menghasilkan energi listrik sebesar 100 KW – 5 MW didefinisikan sebagai pembangkit listrik mikro hidro. Potensi mini-mikrohidro power di Indonesia sekitar 7.500 MW dengan kapasitas terpasang sebesar 200 MW . Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2000, sekitar 60 % penduduk Indonesia tinggal di desa terpencil. Jumlah desa di Indonesia sebanyak 58.545 desa, sampai akhir Desember 2000 yang telah memiliki listrik sebanyak 49.155 desa .

Keuntungan pembangkit listrik mikrohidro

Beberapa kelebihan mini-mikrohidro dari energi lain (Das, 2002) adalah :

· Bersih Lingkungan

· Renewable energi

· Tidak konsumtif terhadap pemakaian air

· Mudah dioperasikan sebagai base load maupun peak load (dapat dengan cepat on/off)

· Biaya operasi rendah

· Tahan Lama (Long Life)

· Sesuai untuk daerah terpencil

Kebanyakan dari proyek pembangunan mini-mikrohidro ditujukan untuk daerah-daerah terpencil yang belum dilalui oleh jaringan listrik PLN. Masalah yang berkembang saat ini timbul akibat dari faktor keekonomiannya. Pemakaian energi listrik oleh masyarakat pedesaan umumnya hanya berkisar antara 4 – 5 jam perhari atau 14 – 16 % dari daya yang terpasang. Rendahnya pemakaian energi (faktor beban) tersebut disebabkan oleh pemakaian yang hanya sebagai lampu penerangan semata.Aspek ekonomian dari pembangkit listrik tenaga mini-mikrohidro dapat dicapai dengan suatu rencana yang matang dengan melibatkan peran serta masyarakat setempat secara aktif sejak awal pembangunan proyek dan integrasi dari aparat dengan warga desanya.

Selain itu pembangkit listrik tenaga mini-mikrohidro memiliki jaringan transmisi dan distribusi sendiri yang pengoperasian dan pengelolaannya dapat diserahkan langsung kepada pengurus desa setempat melalui badan usaha koperasi. Sebagai contoh keberhasilan proyek mini-mikrohidro di Cina disebabkan tingginya tingkat pemakaian energi listrik dengan faktor beban mencapai 50 – 60 % dari kapasitas daya terpasang dan pengelolaannya diserahkan kepada koperasi.

Model sederhana rencana penggunaan energi listrik yang dihasilkan untuk mencapai faktor beban lebih dari 50 % adalah sebagai berikut :

Siang Hari :

· Penggilingan hasil-hasil pertanian

· Memasak

· Industri kecil (pendinginan, penyulingan, dll)

Sore Hari :

· Lampu penerangan

· Peralatan rumah tangga

Malam Hari :

· Penetasan telur

· Pengasapan ikan

· Pengeringan hasil-hasil pertanian

Jenis Instalasi PLTMH

Secara garis besar jenis instalasi PLTMH dapat dikelompokkan menjadi dua. Yaitu instalasi daerah pegunungan dan instalasi daerah datar.

a. Jenis instalasi untuk daerah pegunungan pada umumnya terdiri dari komponen sebagai berikut:

1. Pintu Pengambilan (Intake/Diversion)

2. Bak Pengendapan (Desilting Tank)

3. Saluran Penghantar (Headrace)

4. Bak Penenang (Forebay)

5. Pipa pesat (Penstock)

6. Gedung Pembangkit (Power House)

7. Saluran Buang (Tailrace)

8. Jaringan Transmisi (Grid Line)

b. Instalasi Daerah Datar

Jenis instalasi untuk daerah datar pada umumnya terdiri dari komponen pokok sebagai berikut :

Pintu Pengambilan (Intake/Diversion)

Saluran Tenaga (Power Canal)

Saluran Penghantar (Headrace)

Gedung Pembangkit (Power House)

Saluran Buang (Tailrace)

Jaringan Transmisi (Grid Line )

PemilihanTeknologi

Pemilihan teknologi pada pembangunan pembangkit mini-mikrohidro terutama terletak pada pemilihan komponen utamanya yaitu turbin dan generator. Hal ini disebabkan daerah yang akan dipasang pembangkit listrik mini-mikrohidro memiliki karakteristik yang spesififik.

a. jenis turbin tenaga air bergantung pada head dan debit air. Untuk daerah pegunungan yang memiliki ketinggian dengan debit rendah jenis turbin high head lebih cocok digunakan sedangkan di daerah datar dengan debit air yang besar dapat menggunakan jenis turbin canal drop low head.

b. Jenis Generator, Secara umum ada dua jenis generator yang digunakan pada PLTMH, yaitu generator sinkron dan generator induksi.

Generator sinkron bekerja pada kecepatan yang berubah-ubah. Untuk dapat menjaga agar kecepatan generator tetap, digunakan speed governor elektronik. Generator jenis ini dapat digunakan secara langsung dan tidak membutuhkan jaringan listrik lain sebagai penggerak awal. Sangat cocok digunakan di desa terpencil dengan sistem isolasi.

Generator Induksi, tidak diperlukan sistem pengaturan tegangan dan kecepatan. Namun demikian, jenis generator ini tidak dapat bekerja sendiri karena memerlukan suatu sistem jaringan listrik sebagai penggerak awal. Generator jenis ini lebih cocok digunakan untuk daerah yang telah dilalui jaringan listrik (Grid System).

Kesimpulan

Sebuah proyek pembangkit listrik mikrohidro yang berkelanjutan perlu diperhatikan faktor-faktor berikut :

1.Perencanaan dalam pemilihan teknologi perlu didukung data kongkrit, cukup dan dapat dipertangungjawabkan.

2. Perlunya pemanfaatkan energi listrik untuk kegiatan produktif pada siang dan malam hari secara optimal

3. Adanya peran serta masyarakat setempat melalui pembentukan organaisasi pengelolaan yang baik, antara masyarakat dan instansi atau lembaga terkait.
Diposkan oleh kangmisno di 21:30 0 komentar
Rabu, 18 Juli 2007
pembangkitmikrohidro kecil & tersebar
PEMBANGKIT LISTRIK MIKROHIDRO KECIL & TERSEBAR
SEBUAH SOLUSI ATASI KRISIS ENERGI

A. PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Akhir – akhir ini selalu saja masih kita rasakan adanya pemadaman listrik secara bergilir di setiap wilayah Indonesia, hal ini menunjukkan bahwasannya pasokan energi listrik yang disediakan pemerintah melalui perusahaan PLN masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat. Padahal sebagaimana kita ketahui bersama aktivitas kehidupan kita saat ini sangat bergantung dengan teknologi yang sumber tenaganya berasal dari energi listrik. Misal untuk keperluan rumah tangga seperti setrika, kulkas, kipas angin, televisi , lampu penerangan dll. Kemudian untuk keperluan hampir semua aktivitas di industri dan perkantoran di berbagai bidang, energi listrik merupakan komponen yang paling dominan.
2. Kondisi pembangkit listrik di Indonesia
Pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan akan energi listrik telah membangun pembangkit listrik seperti PLTD, PLTG, PLTU dan lain sebagainya, tetapi kebutuhan akan energi listrik bagi rakyat masih belum tercukupi. Data statistik menunjukkan bahwa rasio elektrifikasi pada tahun 2004 sebesar 54 % dengan total pelanggan 32 juta, sedangkan ratio elektrifikasi pedesaan 79 %, sekarang baru 52.007 desa teraliri dari total 66.215 desa yang ada (Dirjen Listrik & Pemanfaatan Energi, 2005).
Merujuk surat keputusan menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No.1122K/30/MEM/2002 tentang Pembangkit Skala Kecil Tersebar (PSK) dan pemanfaatan energi baru terbarukan, bahwa penyediaan energi listrik bisa dilakukan tidak hanya dengan suatu pembangkit dalam skala yang sangat besar dan terpusat, namun juga bisa terpenuhi dengan memanfaatkan sumber-sumber pembangkit listrik walaupun dalam skala yang kecil, namun merata dan tersebar sampai daerah yang sulit untuk dijangkau. Hal Ini memberikan peluang besar bagi pertumbuhan pembangunan pembangkit listrik mikrohidro skala yang kecil, lebih murah dan ramah lingkungan. Secara detail kondisi pemanfaatan sumber energi terbarukan di Indonesia saat ini ditampilkan pada gambar berikut (Dirjen Listrik & Pemanfaatan Energi, 2005).

B. PEMBANGKIT LISTRIK MIKROHIDRO
Pembangkit listrik mikrohidro merupakan suatu pembangkit listrik tenaga air yang dapat menghasilkan energi listrik sampai dengan 100 KW.
sedangkan untuk pembangkit listrik yang dapat menghasilkan energi listrik sebesar 100 KW – 5 MW didefinisikan sebagai pembangkit listrik mini hidro (Bapangsamirana, 2001).
Sistem pembangkit listrik ini pada dasarnya dibangun dengan pemanfaatan sumber energi potensial air. Pembangkitan dilakukan dengan memanfaatkan aliran air dari sumber mata air pegunungan , aliran anak-anak sungai yang kecil atau dari saluran irigasi. Salah satu faktor yang menarik dari pembangkit listrik mikrohidro adalah teknologi yang diperlukan relatif sederhana dan telah kita kuasai.
Prinsip kerja dari pembangkit listrik mikrohidro ini adalah , energi potensial dari air yang mengalir kebawah oleh turbin di rubah menjadi energi gerak. Kemudian oleh generator listrik energi gerak (kinetik) tersebut di rubah menjadi energi listrik.
1. Instalasi Pembangkit mikrohidro
Secara garis besar jenis instalasi pembangkit listrik mikrohidro dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu instalasi daerah pegunungan dan instalasi daerah datar.

a. Instalasi Daerah Pegunungan
Jenis instalasi untuk daerah pegunungan pada umumnya terdiri dari komponen sebagai berikut (Anonimous (a) , 1999):
1. Pintu Pengambilan (Intake/Diversion)
2. Bak Pengendapan (Desilting Tank)
3. Saluran Penghantar (Headrace)
4. Bak Penenang (Forebay)
5. Pipa pesat (Penstock)
6. Gedung Pembangkit (Power House)
7. Saluran Buang (Tailrace)
8. Jaringan Transmisi (Grid Line)
b. Instalasi Daerah Datar
Jenis instalasi untuk daerah datar pada umumnya terdiri dari komponen pokok sebagai berikut (Chandrasekhar, 2002) :
1. Pintu Pengambilan (Intake/Diversion)
2. Saluran Tenaga (Power Canal)
3. Saluran Penghantar (Headrace)
4. Gedung Pembangkit (Power House)
5. Saluran Buang (Tailrace)
6. Jaringan Transmisi (Grid Line)
2. Keuntungan Pembangkit mikrohidro
Beberapa kelebihan mikrohidro dibanding energi terbarukan lain adalah :
Bersih Lingkungan.
Renewable energi ( energi baru dan terbarukan ).
Tidak konsumtif terhadap pemakaian air.
Mudah dioperasikan Biaya operasi rendah.
Tahan Lama (Long Life).
Sesuai untuk daerah terpencil.
Teknologi relatif sederhanan dan sudah kita kuasai..

C. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

1. Potensi pembangkit dan beban listrik di Indonesia
Potensi pembangkit listrik mikrohidro di Indonesia sekitar7.500 MW dengan kapasitas terpasang sebesar 200 MW (Mumpuni, 2001).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2000, sekitar 60 % penduduk Indonesia tinggal di desa terpencil. Jumlah desa di Indonesia sebanyak 58.545 desa, sampai akhir Desember 2000 yang telah memiliki listrik sebanyak 49.155 desa (Anonimous (b) ,2001).
Dengan rasio elektritikasi yang baru mencapai rata-rata 54% maka pembangkit listrik mikrohidro sangat prospektif untuk dikembangkan khususnya di wilayah perdesaan maupun di wilayah yang terpencil yang sukar diakses oleh jaringan transmisi PT PLN (Persero).

Dari gambaran peta pembangkit listrik dan beban yang harus dipenuhi tersebut dapat dianalisa bahwa kapasitas daya terpasang belum sebanding dengan beban puncak yang ada sehingga didapatkan defisit beban puncak sebesar 304,7 Mega Watt.
2. Klasifikasi beban listrik
Dalam melaksanakan kegiatan pendistribusian beban listrik , perusahaan listrik Negara ( PLN ) mengklasifikasi beban pembangkit listrik di terdiri atas :
Instalasi perumahan
Instalasi bisnis / komersial
Instalasi industri
Instalasi lembaga pemerintahan
Instalasi lembaga sosial
Instalasi penerangan jalan
3. Kondisi topografi wilayah Indonesia
Kondisi geografis alam di Indonesia berupa kawasan pegunungan dan daerah datar yang memiliki banyak sumber air dan aliran sungai yang ada , sampai saat ini belum termanfaatkan secara optimal . Padahal kondisi alam yang demikian memiliki potensi yang bagus untuk pengembangan pembangkit listrik mikrohidro.
Kawasan pegunungan dengan kawasan hutan lindungnya terdapat banyak sumber mata air yang mengalir sepanjang tahun. Dan dengan beda tinggi air jatuh ( head ) yang besar akan didapatkan potensi pembangkit mikrohidro daya listrik yang besar pula.
Pada daerah datar yang terdapat aliran sungai maupun irigasi dengan debit air besar , mengalir di tengah – tengah kawasan pedesaan, energi potensial air dapat dipinjam untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit mikrohidro.
4. Aplikasi pembangkit mikrohidro skala kecil dan tersebar
Pada daerah pegunungan dimana terdapat pepohonan besar yang tumbuh dengan subur, banyak sekali muncul sumber mata air yang mengalir sepanjang tahun. Mata air tersebut dikumpulkan menjadi satu kedalam sebuah kolam penampung .Kemudian melalui saluran penghantar dan pipa pesat, energi potensial air tersebut digunakan untuk menggerakkan turbin yang berada di rumah pembangkit. Lokasi rumah pembangkit di pilih berada pada tempat yang rendah untuk mendapatkan beda tinggi air jatuh yang besar. Semakin besar beda tinggi air jatuh semakin besar pula potensi daya terbangkit. Oleh generator listrik energi kinetik (gerak) dari turbin air tersebut dirubah menjadi energi listrik. Kemudian energi listrik tersebut dimanfaatkan untuk keperluan penduduk di kawasan pengunungan dan terpencil yang belum terjangkau oleh jaringan listrik PLN.
Pada daerah datar terdapat aliran sungai maupun irigasi yang mempunyai debit air besar dan mengalir di tengah – tengah kawasan perkotaan, pemanfaatan energi potensial air sebagai pembangkit mikrohidro dengan cara membuat saluran air dibelokan ke sebuah tempat dengan elevasi permukaan dataran yang lebih rendah sehingga di dapatkan beda tinggi air jatuh ( head ).
Kemudian air mengalir masuk ke rumah pembangkit yang telah terpasang turbin air dan generator listrik . Aliran air yang dipinjam untuk menggerakkan turbin tersebut kemudian dialirkan kembali ke saluran sungai maupun irigasi. Sehingga tidak menggangu fungsi utama dari sungai dan irigasi tersebut.
Energi listrik yang dihasilkan kemudian dipergunakan mencatu beban listrik pada instalasi penerangan jalan , fasilitas umum maupun instalasi perumahan yang ada di sekitar kawasan sungai maupun saluran irigasi tersebut.

D. PENUTUP
Demikianlah tulisan (paper) ini dibuat semoga dengan adanya pembangkit listrik mikrohidro skala kecil dan tersebar yang memanfaatkan setiap potensi titik air yang ada diharapkan menjadi sebuah solusi untuk mengatasi krisis energi yang melanda negeri tercinta ini.