1. PENDAHULUAN
Serealia dan umbi-umbian banyak tumbuh di Indonesia. Produksi serealia
terutama beras sebagai bahan pangan pokok dan umbi-umbian cukup tinggi.
Begitu pula dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan akan serealia dan
umbi-umbian sebagai sumber energi pun terus meningkat. Tanaman dengan
kadar karbohidrat tinggi seperti halnya serealia dan umbi-umbian pada
umumnya tahan terhadap suhu tinggi. Serealia dan umbi-umbian sering
dihidangkan dalam bentuk segar, rebusan atau kukusan, hal ini tergantung dari
selera.
Usaha penganekaragaman pangan sangat penting artinya sebagai usaha untuk
mengatasi masalah ketergantungan pada satu bahan pangan pokok saja.
Misalnya dengan mengolah serealia dan umbi-umbian menjadi berbagai bentuk
awetan yang mempunyai rasa khas dan tahan lama disimpan. Bentuk olahan
tersebut berupa tepung, gaplek, tapai, keripik dan lainya. Hal ini sesuai dengan
program pemerintah khususnya dalam mengatasi masalah kebutuhan bahan
pangan, terutama non-beras.
Tapai ketan adalah makanan tradisional yang bahan bakunya berupa beras
ketan dan ragi sebagai bahan penolongnya. Dengan proses pengolahan yang
baik, tapai ketan ini dapat tahan lebih dari 1 minggu.
2. BAHAN
1) Ketan 2 kg
2) Ragi tape 10 gram (5 lempeng)
3) Air mendidih 4 gelas kecil
3. ALAT
1) Tampah (nyiru)
2) Kompor
3) Panci biasa
4) Panci email
5) Sendok kayu
6) Rak penjemuran
7) Kantong plastik
8) Karton
TTG PENGOLAHAN PANGAN
Hal. 2/ 4
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
4. CARA PEMBUATAN
1) Tampi ketan hitam untuk menghilangkan kotorannya;
2) Cuci berkali-kali dengan air sampai bersih;
3) Pengkukusan dilakukan dua tahap:
a. Kukus ketan sampai setengah matang lalu masukkan dalam panci dan
siram dengan air mendidih. Biarkan sampai air terserap sempurna;
b. Kukus lagi selama 30~45 menit atau sampai matang betul hingga menjadi
nasi;
4) Angkat nasi, tebarkan di atas tampah dengan sendok kayu dan biarkan
dingin;
5) Taburi ragi yang sudah dihaluskan menjadi serbuk sampai merata;
6) Pindahkan nasi ketan ke dalam panci email. Tutup dan biarkan pada suhu
kamar (250~300C) selama 48 jam (2 hari), lalu periksa apakah sudah jadi
tapai atau belum. Jangka waktu peragian dapat diperpanjang apabila
ternyata belum menjadi tapai;
7) Kukus tapai selama ± 30 menit dengan api kecil, kemudian bungkus dalam
kantong plastik lalu tutup rapat.
Catatan:
Dalam proses peragian harus hati-hati, karena apabila tersentuh tangan atau
sendok kotor akan menyebabkan tapai menjadi rusak.
Entri Populer
-
WISATA ADBM LOKASI: (Akan ditata secara alfabetik) Jalatunda : Asal tokoh Alap-alap Jalatunda, pengikut Tohpati yang akhirnya m...
-
Waduh asyiknya kalo Saya lagi Lihat Dan iseng-iseng bantu-bantu di bengkel Air-Brush & Modifikasi Fiberglass punyanya saudara dari Nenek...
-
BUPATI MAGETAN 1. Raden Tumenggung Yosonegoro(1675 – 1703) Raden Tumenggung Yosonegoro (R.T. Yosonegoro) adalah Bupati Magetan per...
-
Nama asli gunung Lawu adalah Wukir Mahendra. Menurut legenda, gunung Lawu merupakan kerajaan pertama di pulau Jawa yang dipimpin oleh raja y...
-
Resin Resin adalah bahan kimia yang berbentuk cair, menyerupai minyak goreng, tetapi agak kental. Jenis resin bermacam-macam. Untuk bahan ak...
-
Gunung Lawu terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Puncak tertinggi gunung Lawu (Puncak Argo Dumilah) berada pada keting...
-
Sebutan bumi kembang sore adalah sebuah desa,yaitu desa Pacalan kecamatan plaosan, Kabupaten Magetan Jawa Timur. Letaknya yang sangat strat...
-
1. PENDAHULUAN Serealia dan umbi-umbian banyak tumbuh di Indonesia. Produksi serealia terutama beras sebagai bahan pangan pokok dan umbi-umb...
-
MAGETAN,- Proyek jalan tembus Sarangan-Cemorosewu di Kabupaten Magetan sepanjang 10,7 kilometer yang dijadwalkan tuntas tahun ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar