Entri Populer

Powered By Blogger

Minggu, 30 September 2012

Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus

Pelajaran dari Guangzhou, China Pembangunan ekonomi berbasis kawasan merupakan salah satu kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah China. Dengan mempertimbangkan letak geografis yang sangat strategis, pemerintah China telah menetapkan Guangzhou sebagai salah satu daerah pusat perekonomian modern sejak tahun 1992. Guangzhou yang berada di bagian selatan China dan yang merupakan bagian dari provinsi Guangdong ini berperan sebagai pintu gerbang perekonomian bagian tenggara negara China, yang menghubungkan China dengan Jepang, Makao, Taiwan, Korea, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Indonesia dengan tidak lebih dari 6 jam waktu tempuh udara. Letak yang sangat strategis ini memungkinkan mobilitas orang, barang, dan jasa menjadi efisien. Sistem pemerintahan dan politik komunis dengan komando top down menjadi salah satu keuntungan dan penyumbang keberhasilan kebijakan yang ditetapkan, karena kecilnya kemungkinan menghadapi friksi berupa panjangnya diskusi antar lembaga pemerintah (pusat dengan pusat dan pusat dengan daerah), termasuk antara eksekutif dan legislatif. Meskipun demikian, menurut Badan Reformasi dan Pembangunan Pemerintah Daerah Guangzhou, secara perlahan telah terjadi perubahan dalam proses penyusunan kebijakan yang tidak lagi sepenuhnya merupakan komando dari pemerintah pusat. Setiap proses penyusunan kebijakan kini didahului dengan dialog publik. Namun apabila suatu kebijakan telah menjadi keputusan pemerintah pusat atau provinsi maka seluruh lini pemerintahan dan masyarakat harus menerima, mengikuti, dan melaksanakan keputusan tersebut. Apabila di dalam implementasinya terjadi penyimpangan yang menimbulkan keresahan atau ketidakpuasan, maka ada badan pengaduan masyarakat yang akan menyampaikan keluhan kepada pemerintah daerah atau pusat. Meskipun seluruh kebijakan negara komunis berada di tangan pemerintah pusat, beberapa tahun terakhir pemerintah pusat China telah melimpahkan sebagian wewenangnya kepada pemerintah daerah. Hampir seluruh aktivitas ekonomi lokal Guangzhou berada di tangan pemerintah daerah Guangzhou. Peran pemerintah daerah sangat besar sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat yang meliputi: perdagangan luar negeri dan ekonomi, perpajakan, industri dan komersial, finansial, migrasi, administrasi pengajuan hak paten, dan notarisasi. Sebagai daerah yang ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus, pembangunan infrastruktur di Guangzhou berupa jalan, pelabuhan, lapangan terbang, dan kereta listrik merupakan prioritas nasional. Penyediaan energi listrik yang memadai memungkinkan perusahaan dan aktivitas perdagangan berjalan dinamis dan tidak terganggu. Perijinan yang mudah dan fasilitas keringanan pajak dapat dinikmati para investor. Fasilitas lahan dengan luas areal yang jelas dan kepastian peruntukannya disediakan oleh pemerintah karena semua lahan adalah milik negara. Percepatan realisasi jalan kereta api untuk transportasi urban Guangzhou merupakan salah satu prioritas pembangunan di tahun 2009-2010. Hub Ekonomi China Dalam upaya membangun Guangzhou sebagai salah satu hub ekonomi untuk kawasan selatan China, telah dilakukan berbagai perubahan menuju standar pelayanan internasional dengan melaksanakan e-government pada seluruh instansi pemerintah. Pelayanan satu pintu untuk para investor dibuat untuk kenyamanan dan efisiensi pelayanan serta untuk mengurangi biaya operasional investor. Bentuk layanan lain adalah sistem administrasi perpajakan yang efisien, dan pemberian proteksi properti intelektual bagi perusahaan asing sebagai penemu awal (inventor). Sebagai kawasan khusus, Guangzhou ditata dan disokong oleh tujuh pilar industri utama. Pilar pertama adalah industri automotif. Guangzhou merupakan lokasi pilihan berbagai perusahaan otomotif Jepang. China memiliki kemampuan memasok 90% suku cadang kebutuhan otomotif (mobil) khususnya Honda. Pemasaran produk Honda khususnya untuk kebutuhan domestik China, seiring dengan mulai diberlakukannya pengurangan penggunaan kendaraan roda dua di kota-kota. Di bagian utara Guangzhou terdapat perusahaan Nissan di kawasan Huangdu Outomotif. Sedangkan perusahaan otomotif Toyota berada di bagian selatan Guangzhou. Di bagian tengah Guangzhou terdapat perusahaan Honda yang telah beroperasi sejak 11 tahun yang lalu. Share modal Jepang-China mencapai 50% : 50%. Honda memiliki 2 pabrik mobil yang berada di Huangpu dan Shenzhen. Produk mobil Honda di Guangzhou hanya untuk memenuhi pasar dalam negeri China. Perusahaan Honda di China telah menerapkan lingkungan bersih limbah dengan zero emission dan dengan pengolahan air sendiri sehingga telah menghemat 50% kebutuhan air perusahaan tersebut. Upaya menuju investasi yang bersih juga dilakukan dengan menggunakan cat yang bebas polusi. Perusahaan Honda di Guangzhou juga menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) terutama untuk kebersihan, bahkan memperoleh penghargaan (award) dari pemerintah China sendiri dalam pelaksanaan CSR. Sejak tahun 2007, perusahaan tersebut sudah mulai membuat desain produk mobil baru. Pilar kedua adalah industri petrokimia, yang dipusatkan di bagian timur Guangzhou. Pilar ketiga adalah industri elektronik dan teknologi informasi. Teknologi informasi Guangzhou mencapai 31% dari total industri di China, bahkan pada tahun 2005 merupakan pilar utama industri China, sehingga merupakan motor penggerak ekonomi di kota ini pada tahun tersebut. Plar keempat adalah industri biofarmasi, yang merupakan tempat pengembangan industri pengobatan tradisional dan modern. China selama ini dikenal sangat giat memasarkan produk obat-obatan dan jasa pengobatan dengan menerapkan cara pengobatan tradisional dan modern. Pilar berikutnya adalah industri logistik. Karena lokasinya yang strategis, maka Guangzhou menjadi pusat logistik selatan China yang menghubungkan baik ke dalam (antar kota) maupun antar negara. Infrastruktur darat, laut, dan udara, dengan dilengkapi sistem pergudangan yang sangat memadai memudahkan pengiriman barang dengan cepat. Pengiriman barang menuju Guangzou dari wilayah belakangnya dapat ditempuh tidak lebih dari 2 jam. Pilar ke enam adalah jasa finansial. Guangzou merupakan kota keuangan ketiga terbesar di China sejak diberlakukannya kebijakan pintu terbuka. Dan pilar terakhir adalah jasa eksibisi, yaitu sebagai kota tempat berbagai pameran eksibisi strategis berskala internasional. Perkembangan KEK Dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun, sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Guangzhou telah tumbuh menjadi kawasan yang cukup bersih, modern, dan sibuk. Pertumbuhan ekonomi Guangzhou cenderung meningkat dari tahun ke tahun yang mencapai lebih dari 12%. Pertumbuhan PDB Guangzhou tahun 2008 masih dapat mencapai 12,3% (RMB 821,1 triliun) meskipun perekonomian dunia dan China sendiri menurun. Laju pertumbuhan tahun 2008 untuk Guangzhou ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang rata-rata mencapai 15%. Proporsi industri terhadap PDB tahun 2006 didominasi oleh sektor tersier yang mencapai 57,7% atau RMB 3.503,5 juta. PDB GUANGZHOU HARGA BERLAKU Sumber: Bureau of Foreign Trade and Economic Cooperation of Guangzhou Municipality Tahun 2008 total FDI di Guangzhou mencapai US$ 3,6 triliun yang mencapai 25% total FDI di China. Pilar utama output industri di Guangzhou pada tahun 2006 adalah industri otomotif yang mencapai RMB 1.162,2 juta; disusul industri petrokimia (RMB 1.089,2 juta); dan produk elektronik (RMB 816,7 juta). Sampai dengan Desember 2008 terdapat 500 perusahaan asing di Guangzhou, diantaranya terdapat 33 perusahaan Indonesia. Pelajaran bagi Indonesia Beberapa hal yang dapat dijadikan pelajaran bagi Indonesia dari pengamatan terhadap KEK Guangzhou tersebut adalah antara lain: Letak geografis suatu daerah menjadi pertimbangan yang tidak kalah penting dalam menentukan KEK dan diikuti dengan penentuan industri atau bidang usaha tertentu. Ketersediaan energi, infrastruktur, dan lahan disesuaikan dengan rencana induk pembangunan KEK. Komitmen pemerintah pusat dan daerah yang bersinergi dengan baik akan mempercepat dan memperlancar pengembangan ekonomi wilayah dan nasional. Daya saing KEK suatu daerah pada suatu negara akan tinggi apabila tersedia berbagai fasilitas baik infrastruktur maupun sistem pelayanan dan administrasi berstandar internasional. Globalisasi harus dimanfaatkan menjadi peluang daerah pada suatu negara bersaing dengan daerah lain di negara lain. Walaupun Pemerintah telah menetapkan Undang-undang KEK Nomor 39 tahun 2009, namun berbagai upaya masih perlu dilakukan untuk merealisasikannya. Kawasan yang akan dijadikan KEK seharusnya dilengkapi dengan listrik dan energi lainnya yang memadai, infrastruktur lengkap dan lancar, jasa pelayanan mulai dari ijin pendirian usaha sampai aktivitas distribusi dan logistik yang berkualitas. Untuk meningkatkan daya saing industri, diperlukan SDM yang terampil, dan menguasai teknologi dan manajemen. Peringkat Indonesia sebagai tujuan investasi dunia perlu didukung tidak hanya oleh sumber daya alam, murahnya tenaga kerja (cheap labour) dan besarnya pasar (size of market), tetapi juga oleh tenaga kerja terdidik, terlatih, dan ahli (skilled labour and expertise). Akses pasar modal perlu dikembangkan dengan peningkatan kualitas infrastruktur perbankan dan non-perbankan yang memadai. Kawasan khusus diharapkan menjadi tujuan investasi yang menarik dan berdaya saing, serta sebagai bagian dari global and regional production network. Keberadaan investor di kawasan khusus diharapkan membawa manfaat dan kesejahteraan, serta memberi nilai tambah perekonomian secara menyeluruh. —–000—–