Desa Sumberdodol ternyata menyimpan potensi sumber air yang luar biasa. Di desa tersebut, ada 11 mata air. Yang terbesar adalah sumber Tirta Mudo. ”Sumber air merupakan kekayaan alam di sini,” terang Suparmin.
Selain untuk perairan sawah, 11 sumber tersebut untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari masyarakat Sumberdodol dan sekitarnya. Tidak hanya itu, PDAM juga mengambil bahan baku dari Sumberdodol. ”Kalau PDAM ada dua pipa primer. Kerjasama ini sudah cukup lama,” ungkap dia.
Selain itu, sumber air di situ juga dinikmati sejumlah desa di bawahnya. Yakni Sidokerto dan Cepoko. Kerjasama yang dijalin menggunakan sistem pembayaran hasil pertanian, berupa gabah.
”Tiap satu dim dibayar dengan satu ton gabah. Jadi kalau harga gabah bagus, ya tarifnya bagus. Kalau harga gabah sedang turun ya turun. Tapi tetap setara dengan gabah satu ton,” terang dia.
Tahun 2009 lalu, Desa Sumberdodol dipercaya oleh Pemprov Jawa Timur dan Pemkab Magetan sebagai salah satu pilot project desa wisata. Itu sebabnya, di kawasan ini dibangun sebuah kolam renang. Kolam untuk anak-anak tersebut berada di belakang balai desa.
Meski dalam taraf pembangunan, namun setiap hari libur sudah dikunjungi masyarakat sekitar. Tiket masuknya pun sangat murah. Hanya Rp 2 ribu per orang. ”Uang tiket masuk masuk kas desa untuk dikelola,” jelas Suparmin.
Ke depan, tidak hanya kolam renang. Akan tetapi, pihak pemerintahan desa juga akan membangun tempat bermain anak-anak dengan lokasi berdekatan dengan kolam tersebut. ”Selain itu, kami juga mengandalkan keasrian alam dan lahan pertanian sebagai lokasi desa wisata,” ujar Suparmin.
Di Sumberdodol, lahan pertanian memang menyuguhkan pemandangan yang indah. Apalagi jika wisatawan datang bersamaan dengan musim tanam atau pas panen raya. Di desa tersebut, petani masih menggunakan bajak tradisional dengan kerbau atau sapi sebagai alat penggeraknya. ”Nuansa alam memang yang kami jual.” ***
Entri Populer
-
WISATA ADBM LOKASI: (Akan ditata secara alfabetik) Jalatunda : Asal tokoh Alap-alap Jalatunda, pengikut Tohpati yang akhirnya m...
-
Waduh asyiknya kalo Saya lagi Lihat Dan iseng-iseng bantu-bantu di bengkel Air-Brush & Modifikasi Fiberglass punyanya saudara dari Nenek...
-
BUPATI MAGETAN 1. Raden Tumenggung Yosonegoro(1675 – 1703) Raden Tumenggung Yosonegoro (R.T. Yosonegoro) adalah Bupati Magetan per...
-
Nama asli gunung Lawu adalah Wukir Mahendra. Menurut legenda, gunung Lawu merupakan kerajaan pertama di pulau Jawa yang dipimpin oleh raja y...
-
Resin Resin adalah bahan kimia yang berbentuk cair, menyerupai minyak goreng, tetapi agak kental. Jenis resin bermacam-macam. Untuk bahan ak...
-
Gunung Lawu terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Puncak tertinggi gunung Lawu (Puncak Argo Dumilah) berada pada keting...
-
Sebutan bumi kembang sore adalah sebuah desa,yaitu desa Pacalan kecamatan plaosan, Kabupaten Magetan Jawa Timur. Letaknya yang sangat strat...
-
1. PENDAHULUAN Serealia dan umbi-umbian banyak tumbuh di Indonesia. Produksi serealia terutama beras sebagai bahan pangan pokok dan umbi-umb...
-
MAGETAN,- Proyek jalan tembus Sarangan-Cemorosewu di Kabupaten Magetan sepanjang 10,7 kilometer yang dijadwalkan tuntas tahun ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar